Prototyping merupakan sebuah teknik
yang sudah terkenal dan biasa digunakan pada bidang rekayasa & perencanaan
di mana produk baru dievaluasi melalui tes terhadap prototype dari model produk
tersebut. Prototype
dapat “dibuang” jika gagal, atau dapat juga dikembangkan lebih lanjut jika
potensial. Dalam
konteks rekayasa perangkat lunak, prototype terdiri dari : – paper-based
prototype (berbasis kertas/sketsa) – software-based prototype (berbasis
perangkat lunak)
Karakteristik Prototyping
Merupakan
elemen penting dalam proses desain yang berorientasi user
·
Berupa
proses desain yang bersifat eksperimental dan parsial
·
Melibatkan
end-user
·
Biasa
dilakukan pada tahap awal pengembangan sistem
·
Biasa
diterapkan pada semua proses model RPL
·
Tiap
tahapan pengembangan dapat menggunakan jenis prototype yang berbeda-beda.
Apa itu prototype ?
Pada tahapan desain interaksi,
prototype dapat berupa :
·
Sketsa
screen/ interface
·
Video
yang mensimulasikan kegunaan
·
Storyboard
yang menggambarkan urutan proses
·
Slide
PowerPoint
·
Perangkat
lunak tahap awal dengan fungsionalitas yang terbatas
Mengapa Harus Ada Prototype?
·
RPL
secara tradisional: evaluasi hanya dilakukan setelah sistem diimplementasi
·
Tahapan
implementasi membutuhkan biaya, waktu, dan energi yang banyak (mahal) sehingga
dibutuhkan resource yang banyak untuk memperbaiki error yang ditemukan.
·
Hasil
1 : error diperbaiki, di mana dalam hal ini dibutuhkan biaya, waktu, dan energi
yang tidak sedikit.
·
Hasil
2 : error dibiarkan, melimpahkan beban kepada user.
Alur proses prototyping
·
Buat
prototype dengan fungsionalitas terbatas
·
Evaluasi
prototype tersebut, sehingga akan ditemukan error
·
Perbaiki/
koreksi error
·
Proses
di atas di ulang sampai error minimal
Apa yang biasanya dibuat prototype-nya?
·
Alur
kerja sistem, desain
·
Layout
layar dan desain tampilan informasi
·
Area/
bagian interface yang penting
Low-fidelity Prototyping
Menggunakan
media yang berbeda dengan hasil akhirnya, misalnya kertas. • Cepat, murah, dan
mudah untuk dirubah
·
Contoh
: sketsa layar interface, alur proses sistem etc ‘Post-it’ notes storyboard
High-fidelity prototyping
·
Menggunakan
material/ bentuk yang sama dengan produk akhirnya.
·
Prototype
kelihatan lebih mirip dengan sistem yang dirancang.
·
Biasanya
membutuhkan tool atau perangkat lunak khusus.
Rapid Prototyping
·
Bertujuan
untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan pada tahap awal pengembangan sistem
·
Untuk
mengantisipasi pengguna yang tidak bisa mendefinisikan kebutuhan secara mandiri
·
Dapat
memakan waktu yang lama
Incremental Prototyping
·
Prototype
yang dibuat dalam bentuk modul-modul yang terpisah
·
Cocok
untuk sistem skala besar, cakupannya luas
·
Masing-masing
prototype dari subsistem dirancang dan dievaluasi secara terpisah, namun pada
akhirnya akan digabung menjadi sebuah sistem besar yang utuh.
·
Membutuhkan
pemahaman konteks fungsionalitas sistem secara menyeluruh
Evolutionary prototyping – RAD
·
Mirip
dengan incremental prototyping, namun tidak dilakukan pemisahan, prototype
dibuat dalam bentuk sebuah sistem yang utuh
·
Dapat
memakan waktu yang cukup lama jika kompleksitas sistem tinggi
·
Prototype
akan semakin mengarah ke sistem jadi seiiring dengan tahapan proses
pengembangan sistem.
Bentuk prototype yang lain
·
Horizontal
prototype
·
Vertical
prototype
Evaluasi
·
Semua
bentuk prototype harus dievaluasi
·
Evaluasi
merupakan komponen penting dalam proses desain yang berorientasi pengguna
·
Evaluasi
berguna untuk mendapatkan tanggapan terhadap prototype sistem yang sudah
dibuat.