MAKE TO STOCK
Suatu perusahaan dapat dikatakan menggunakan strategi system produksi Make to Stock jika perusahaan tersebut memproduksi produk guna sebagai simpanan (inventory), dengan kata lain produk di produksi sebelum adanya pemintaan dari konsumen dengan jadwal produksi yang telah ditentukan berdasarkan perkiraan permintaan. Produk akhir yang telah diproduksi tersebut akan dikirim langsung ke konsumen dengan syarat harga serta spesifikasi produk sesuai dengan yang dibutuhkannya. Misalnya produk yang menggunakan strategi Make to Stock antara lain : makanan kemasan, pakaian, peralatan mandi, dll. Dalam strategi ini terdapat kelebihan serta kekurangan. Adapun kelebihannya yaitu apabila terdapat permintaan dari konsumen, produk dapat langsung dikirim dan tidak harus membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu produk di produksi dikarenakan dengan strategi ini produk di produksi sebelum terdapat permintaan dari konsumen. Kekurangan dari strategi ini adalah jika tidak adanya pesanan dari konsumen maka akan menyebabkan persediaan yang berlebihan atau dengan kata lain produk akan menumpuk, misalnya alasan konsumen tidak jadi memesan yaitu dikarenakan harga serta spesifikasi produk tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Beginning = 500
Backorder = 150
Available = 350
Dapat dilihat dari keterangan diatas, sudah diketahui bahwa terdapat 500 unit perencanaan awal (beginning). Backorder atau simpanan yang belum terpenuhi didapatkan 150 unit, hasil tersebut diperoleh dari total forecast dikurangi dengan total production plan (600-450). Dari kedua data tersebut kita dapat mengetahui jumlah unit yang tersedia yaitu 350 unit, didapatkan dari beginning dikurangi backorder (500-150).
Misalnya saja kita ambil contoh forecast pada periode 1 berjumlah 100 unit dengan production plan sebesar 75 unit, hal tersebut menunjukkan bahwa pada production plan belum memenuhi forecast-nya, sehingga masih membutuhkan 25 unit lagi. Untuk itu pada inventory didapatkan hasil 325 unit yang didapatkan dari jumlah unit yang tersedia (available) dikurangkan dengan jumlah unit yang dibutuhkan untuk memenuhi forecast pada production plan (350-25). Hal ini berlaku di tiap periodenya.
Berdasarkan grafik diatas kita dapat mengetahui proses atau tahapan system produksi. Tahapan awal yaitu raw materials components, yang dimana dalam proses ini komponen-komponen bahan baku akan diolah. Selanjutnya, lead-time manufacturing. Pada tahapan ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut. Kemudian masuk ke dalam tahap MPS (Master Planning Schedule) atau jadwal induk produksi, dimana dalam tahap ini terdapat rencana produksi suatu perusahaan dalam menghasilkan produk akhir. Lalu lanjut ke tahap FAS (Final Assembly Schedule), yang dimana pada tahap ini terjadinya perakitan produk akhir berdasarkan dari item-item MPS. Tahapan terakhir yaitu lead-time for delivery. Pada tahapan terakhir ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk pemesanan serta pengiriman barang kepada konsumen.
0 komentar
Post a Comment